Ada kejadian aneh di Ruang ICU sebuah rumah sakit.
Setiap jumat pagi di kamar yang sama, apapun penyakit pasiennya, apapun jenis kelaminnya, berapapun umurnya, selalu saja pasiennya meninggal.
Semua obat-obatan diperiksa, semua diagnosa diteliti, semua alat diperiksa, dan tanpak baik-baik saja.
Tetapi kenapa setiap jumat pagi selalu ada kejadian ini.
Sampai-sampai staf rumah sakit mulai percaya ada kekuatan gaib yang beraksi setiap jumat pagi.
Akhirnya pihak rumah sakit membentuk tim khusus yang bertugas meneliti kamar ini.
Ada 2 dokter, 1 perawat, satu petugas keamanan, serta seorang ahli supranatural yang berjaga untuk melihat apa sebenarnya yang terjadi setiap jumat pagi.
Mereka yang tergabung dalam tim juga khawatir dengan peristiwa gaib apa yang mungkin akan mereka lihat, mulut mereka tak berhenti komat-kamit berdoa.
Subuh baru saja lewat, tapi tidak ada kejadian apa-apa.
Pukul 6 pagi, matahari terbit, anggota tim masih menunggu dan bersembunyi, tapi tidak terjadi apa-apa.
Pukul 7 pagi pintu kamar terbuka....
Terdengar suara langkah masuk ke dalam kamar...
Rupanya seorang petugas kebersihan parttimer masuk untuk membersihkan kamar.
Sebuah headset menempel ditelinganya, ia bersiul mendengarkan lantunan lagu dari music player di Hp-nya.
Ia langsung siap bekerja. Ia memulai dengan mencabut kabel alat bantuan pernafasan dari stop kontak lalu menggantinya dengan colokan kabel untuk vacum cleaner. Dengan santainya ia membersihkan kamar, sambil bersiul.
Kasus terungkap, kejadian aneh ini memang terjadi sejak si partimer mulai bekerja beberapa minggu lalu.
Humor dan hikmah
Kisah ini hanya intermezo, tentu saja tidak terjadi di dunia nyata. Jadi mohon maaf buat para dokter dan rumah sakit, setting dipilih karena lebih mudah penggambarannya.
Buat orang beriman percaya pada yang gaib memang bagian dari keimanan, akan tetapi terlalu mudah mempercayai suatu kejadian aneh terjadi karena hal yang gaib juga bisa jadi merupakan bentuk kebodohan.
Percaya pada hal yang gaib, terutama terkait dengan kejadian aneh, tidak boleh mengorbankan logika dan akal sehat.
Jika ada hal yang aneh lalu dengan mudah kita percaya itu gaib, maka kita akan terjebak dalam kebodohan yang nyata.
Ada orang yang dengan mudah ganti nama anak karena sakit-sakitan terus.
(Padahal sebaiknya ia mengecek tuntas apa benar diagnosa sakit sang anak).
Ada yang dengan mudah pergi ke dukun karena cari kerja susah.
(Padahal ia harus memperbaiki surat lamaran dan kelengkapannya).
Yang lagi tren, banyak yang mengforward SMS atau email karena takut kualat kalau tidak mengforward (surat berantai).
Dan banyak contoh lainnya.
Adam Putra Firdaus (9 tahun) dalam bukunya Mostly Ghostly terbitan Asma Nadia Publishing, dengan cerdas dan jenaka mengungkap banyak kasus-kasus aneh yang disangka hantu ternyata kejadian wajar yang ada penjelasannya.
Hampir setiap isu hantu yang muncul di sekolah di buru oleh 3 anak pemberani dalam kisah di buku ini, dan akhirnya terbukti bukan hantu, semua terungkap satu-persatu.
Buku ini wajib dibaca anak-anak Indonesia agar tidak takut hantu, dan tidak terlalu mudah mengaitkan hal yang belum jelas sebagai gaib.
(Ada produser yang bilang berminat untuk memfilmkan buku ini untuk inspirasi anak Indonesia, jadi doakan saja semoga terwujud).
Buku Mostly Ghostly karya Adam Putra Firdaus tersedia di Gramedia, Togamas dan Gunung Agung.
Kini saatnya kita lebih menghargai logika dan tidak dengan mudah serta merta menganggap segala hal yang tidak jelas sebagai bentuk ghaib.
Kalau ada bunyi tidak jelas, rasa tidak jelas, cari dulu penjelasannya, jangan langsung bilang, kayakya ada makhluk gaib.
Buat para orang tua dan yang sudah dewasa, jangan terlalu mudah bilang ini hal gaib atau takut hantu terutama di depan anak-anak, nanti kultur penakut hantu tidak akan selesai karena turun dari generasi ke generasi.
Kisah Nyata di pendakian
Ada kisah kelompok pencinta alam yang mendaki di gunung gede. Saat itu sudah malam. Lalu ada persimpangan. Masalahnya satu jalan katanya sering ada macan lewat (saat itu macan jawa belum dianggap punah).
Sedangkan satu jalan lagi sekalipun lebih dekat katanya sering ada kuntilanak. Akhirnya sebagian besar memilih untuk melewati jalan yang lebih jauh, sekalipun kemungkinan ada macan, ketimbang yang jaraknya lebih pendek karena takut ada kuntilanak.
Bisa terbayang kan?
Ini kejadian nyata dan menimpa kelompok pendaki yang macho dan pemberani.
Logikanya hilang karena ketakutan tidak beralasan.
Sudahlah, gak usah dianggap lagi isu hantu-hantuan, nanti hantunya juga males nakut-nakutin kita kalau kitanya berani.
Menghabiskan waktu, energi dan menggerus iman!
No comments:
Post a Comment